Baca Sayyidina Saat Tahiyyat ?

Ketika membaca salawat pada waktu tahiyat, ada yang pakai sayyidina, ada yang tidak. Bagaimana hukumnya?

Sholat adalah ibadah mahdah yang pelaksanaannya harus “sama persis” seperti yang dicontohkan oleh Nabi SAW.  Beliau bersabda, “Salatlah seperti anda melihat diri saya salat.” (HR Bukhari).
Hadis ini menginstruksikan agar kaum Muslim menggunakan indera visual dalam meniru salat nabi. Namun karena perbedaan masa, maka mustahil  kita bisa melihat cara salat Nabi.
Kita bisa meniru guru/orang tua salat. Tentu mereka juga meniru dari guru-guru sampai pada para sahabat Rasul SAW. Inilah yang disebut sanad (intellectual transmission). Tetapi ini untuk gerakan salat. Bukan bacaannya.  Perhatikan teks hadis di atas yang menggunakan kata “lihat”.
Ulama ahli hadis dan kalangan madzhab Hambali dan Maliki berpendapat, meniru cara salat Nabi itu gerakan dan bacaannya (dzikir dan doanya).
Berdasarkan penelitian terhadap hadis-hadis tentang doa dan dzikir Nabi dalam salat, tidak ditemukan adanya salawat yang menggunakan kata “sayyidina” dalam salat.
Karena itu –menurut mereka-  menggunakan kata “sayyidina” dalam tahyat salat itu bid’ah.
Kitab puritan terbaik yang membahas  salat Nabi dan segala aspeknya adalah “Shifatu Shalat al-Nabi SAW” karya Nashiruddin al-Albani.
Pengikut pendapat “anti sayyidina” di Indonesia adalah kawan-kawan dari  Muhammadiyah, Al-Irsyad, Wahabi, Salafi, dan lain-lain.

Comments

Popular posts from this blog

Biografia Grupo Rivales De San Pedro

Elon Musk says monster Tesla seen on racetrack will go into production by summer 2020